tag:blogger.com,1999:blog-36625218547112063312024-02-20T08:38:53.527-08:00Bahasa dan Sastra IndonesiaPuisi itu indah
indah ketika kita dapat menikmatinya sepenuh jiwa....
Seindah senandung dayung nelayan samudra....Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-77076709055549751692010-05-15T22:44:00.000-07:002010-05-15T22:44:11.050-07:00Jenis KaranganI. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan. Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar<br />
<br />
Menandai Ciri-ciri Paragraf Deskripsi<br />
Bacalah dua kutipan di bawah ini!<br />
KUTIPAN 1<br />
Malam itu, indah sekali. Di langit, bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang.<br />
KUTIPAN 2<br />
Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar<br />
Kedua kutipan tersebut adalah contoh paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek.<br />
• Dalam paragraf deskripsi, hal-hal yang menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, atau perabaan) dijelaskan secara terperinci. Inilah ciri-ciri paragraf deskripsi yang menonjol, seperti dalam kutipan 1.<br />
• Ciri yang kedua adalah penyajian urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan; mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, dan sebagainya, seperti dalam kutipan 2.<br />
• Ciri deskripsi dalam penggambaran benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna, dan keadaan objek secara detil/terperinci menurut penangkapan si penulis.<br />
….seorang gadis berpakaian hitam…..<br />
….tiga lelaki tanpa alas kaki….<br />
<br />
• Dalam paragraf deskripsi, unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.<br />
….bersama terpaan angin yang lembut…..<br />
Langkah menyusun deskripsi:<br />
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan<br />
Tentukan tujuan<br />
Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan<br />
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan<br />
Kembangkan kerangka menjadi deskripsi<br />
<br />
II. Paragraf Eksposisi<br />
Menulis eksposisi sangat besar manfaatnya. Mengapa? Sebagian besar masyarakat menyadari pentingnya sebuah informasi.<br />
Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.<br />
Contoh : laporan<br />
Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu (1) eksposisi definisi, (2) eksposisi proses, (3) eksposisi klasifikasi, (4) eksposisi ilustrasi (contoh), (5) eksposisi perbandingan & pertentangan, dan (6) eksposisi laporan.<br />
Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi<br />
PARAGRAF 1<br />
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.<br />
PARAGRAF 2<br />
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.<br />
PARAGRAF 3<br />
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.<br />
PARAGRAF 4<br />
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh – sungguh.<br />
PARAGRAF 5<br />
Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.<br />
PARAGRAF 6<br />
Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam.<br />
Topik – topik yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi<br />
Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi. Berikut ini contoh – contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.<br />
1. Manfaat menjadi orang kreatif<br />
2. Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung?<br />
3. Konsep bantuan langsung tunai.<br />
4. Faktor – faktor penyebab mewabahnya penyakit flu burung.<br />
<br />
III. Paragraf Argumentasi<br />
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. <br />
Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. <br />
Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.<br />
Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.<br />
1. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan (Tarigan 1981 : 28).<br />
2. Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.<br />
<br />
Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain : <br />
1. melontarkan pandangan / pendirian<br />
2. mendorong atau mencegah suatu tindakan<br />
3. mengubah tingkah laku pembaca<br />
4. menarik simpati<br />
Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis <br />
<br />
IV. Paragraf Narasi<br />
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.<br />
Perhatikan contoh berikut!<br />
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.<br />
Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.<br />
Contoh : novel, cerpen, drama<br />
Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.<br />
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin….<br />
Sumber : Tempo, 20 Februari 2005<br />
Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa tersebut.<br />
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal. <br />
Sumber : Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66<br />
<br />
<br />
V. Paragraf Persuasi<br />
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.<br />
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.<br />
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.<br />
Contoh : (1) propaganda kelompok / golongan, kampanye, (2) iklan dalam media massa, (2) selebaran, dsb.<br />
<br />
karangan yang bertujuan mempengaruhi dan membujuk pembaca<br />
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.<br />
<br />
<br />
Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:<br />
Katakan tidak pada NARKOBA<br />
Hemat energi demi generasi mendatang<br />
Hutan sahabat kita<br />
Hidup sehat tanpa rokok<br />
Membaca memperluas cakrawala<br />
Langkah menyusun persuasi:<br />
Menentukan topik/ tema<br />
Merumuskan tujuan<br />
Mengumpulkan data dari berbagai sumber<br />
Menyusun kerangka karangan<br />
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasiEditorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-39679508866879775892010-05-15T22:18:00.000-07:002010-05-15T22:18:01.832-07:00Parafrase PuisiPARAFRASE PUISI <br />
<br />
Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa). Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. <br />
Perlu diketahui bahwa parafrase merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian, memparafrasekan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi.<br />
Ada dua metode parafrase puisi, yaitu<br />
a. Parafrase terikat, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami. Seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrase tersebut.<br />
b. Parafrase bebas, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan. Setelah kita membaca puisi tersebut kita menafsirkan secara keseluruhan, kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.<br />
<br />
Contoh: <br />
Perhatikan puisi Chairil Anwar berikut ini:<br />
HAMPA<br />
kepada Sri<br />
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.<br />
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak<br />
Sampai ke puncak. Sepi memagut,<br />
Tak satu kuasa melepas-renggut<br />
Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.<br />
Tambah ini menanti jadi mencekik<br />
Memberat-mencekung punda<br />
Sampai binasa segala. Belum apa-apa<br />
Udara bertuba. Setan bertempik<br />
Ini sepi terus ada. Dan menanti.<br />
Dengan teknik parafrase ini kita tambah beberapa <br />
kata agar lebih mudah dipahami.<br />
<br />
Bentuk parafrase puisi :<br />
<br />
HAMPA<br />
kepada Sri<br />
(keadaan amat) Sepi di luar (sana). <br />
(Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.<br />
Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana). <br />
(pohonan itu) Tak bergerak<br />
Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),<br />
Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya<br />
dariku)<br />
Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi). <br />
(menanti dalam) Sepi.<br />
(di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi <br />
mencekik (malah)<br />
Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)<br />
Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa<br />
(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik<br />
(sorak)<br />
Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada. <br />
Dan (aku masih tetap) menanti.<br />
<br />
Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi yang sangat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun kata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuat<br />
parafrase.Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-66526565636969859372010-04-30T23:57:00.000-07:002010-04-30T23:57:25.610-07:00Kata SerapanBerikut ini adalah istilah-istilah dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">bahasa Indonesia</a> yang berasal/<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyerapan_bahasa&action=edit&redlink=1" title="Penyerapan bahasa (halaman belum tersedia)">diserap</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a>. Untuk akhiran-akhiran yang umum, seperti -logi, -grafi, -isme, bisa dilihat di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Sufiks" title="Kategori:Sufiks">Kategori:Sufiks</a>. Banyak kata-kata dalam bahasa Inggris juga diserap dari bahasa-bahasa lain, terutama Latin dan Yunani, dan bahasa Indonesia terkadang menyerap langsung dari bahasa-bahasa tersebut, tanpa melalui bahasa Inggris. Selain itu masih banyak lagi istilah-istilah dari bahasa Inggris yang bertopik khusus, misalnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi">biologi</a>, teknologi informasi, dan hukum.<br />
<br />
<h2><span class="mw-headline" id="A">A</span></h2><ul><li><i>adequate</i> - adekuat</li>
<li><i>application</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aplikasi" title="Aplikasi">aplikasi</a></li>
<li><i>actor</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aktor" title="Aktor">aktor</a></li>
<li><i>aquarium</i> - akuarium</li>
<li><i>allergy</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alergi" title="Alergi">alergi</a></li>
<li><i>artist</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Artis" title="Artis">artis</a></li>
<li><i>access</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Akses" title="Akses">akses</a></li>
<li><i>acting</i> - akting</li>
<li><i>accessory</i> - asesori</li>
<li><i>activist - aktivis</i></li>
<li><i>actress</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aktris" title="Aktris">aktris</a></li>
<li><i>accomodation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Akomodasi" title="Akomodasi">akomodasi</a></li>
<li><i>acupuncture</i> - akupungtur</li>
<li><i>alliance</i> - aliansi</li>
<li><i>apartment</i> - apartemen</li>
<li><i>appreciation</i> - apresiasi</li>
<li><i>asset - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aset" title="Aset">aset</a></i></li>
<li><i>association</i> - asosiasi</li>
<li><i>astronaut</i> - astronot</li>
<li><i>assumption</i> - asumsi</li>
<li><i>agronomy</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agronomi" title="Agronomi">agronomi</a></li>
</ul>B. <br />
<ul><li><i>ballpoint</i> - bolpen</li>
<li><i>balloon</i> - balon</li>
<li><i>business</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis" title="Bisnis">bisnis</a></li>
</ul>C.<br />
<ul><li><i>check</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cek" title="Cek">cek</a></li>
</ul>E.<br />
<ul><li><i>efficiency</i> - efisiensi</li>
<li><i>execution</i> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eksekusi" title="Eksekusi">eksekusi</a></li>
<li><i>exist</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksis&action=edit&redlink=1" title="Eksis (halaman belum tersedia)">eksis</a></li>
<li><i>expansion</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekspansi&action=edit&redlink=1" title="Ekspansi (halaman belum tersedia)">ekspansi</a></li>
<li><i>exploration - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi" title="Eksplorasi">eksplorasi</a></i></li>
<li><i>export</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspor" title="Ekspor">ekspor</a></li>
<li><i>expose</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekspos&action=edit&redlink=1" title="Ekspos (halaman belum tersedia)">ekspos</a></li>
<li><i>excess</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekses&action=edit&redlink=1" title="Ekses (halaman belum tersedia)">ekses</a></li>
<li><i>ecstasy</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstasi" title="Ekstasi">ekstasi</a></li>
<li><i>education</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Edukasi" title="Edukasi">edukasi</a></li>
<li><i>ecology</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi" title="Ekologi">ekologi</a></li>
<li><i>ecosystem</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem" title="Ekosistem">ekosistem</a></li>
<li><i>embargo</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Embargo" title="Embargo">embargo</a></li>
<li><i>embryo</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio" title="Embrio">embrio</a></li>
<li><i>energy - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi" title="Energi">energi</a></i></li>
<li><i>enzyme</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim">enzim</a></li>
<li><i>erection</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ereksi" title="Ereksi">ereksi</a></li>
<li><i>erosion</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Erosi" title="Erosi">erosi</a></li>
<li><i>erotic</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Erotik" title="Erotik">erotik</a></li>
<li><i>essay</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Esai" title="Esai">esai</a></li>
<li><i>estimation</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Estimasi&action=edit&redlink=1" title="Estimasi (halaman belum tersedia)">estimasi</a></li>
<li><i>evacuation</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Evakuasi&action=edit&redlink=1" title="Evakuasi (halaman belum tersedia)">evakuasi</a></li>
<li><i>evaluation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi" title="Evaluasi">evaluasi</a></li>
</ul>F. <br />
<ul><li><i>fax</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Faks&action=edit&redlink=1" title="Faks (halaman belum tersedia)">faks</a></li>
<li><i>fact</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fakta" title="Fakta">fakta</a></li>
<li><i>federation</i> -<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi" title="Federasi">federasi</a></li>
<li><i>fermentation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi" title="Fermentasi">fermentasi</a></li>
<li><i>fashion</i> - fesyen</li>
<li><i>feminine</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Feminin" title="Feminin">feminin</a></li>
<li><i>fiction</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi" title="Fiksi">fiksi</a></li>
<li><i>finish</i> - finis</li>
<li><i>flexible</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fleksibel&action=edit&redlink=1" title="Fleksibel (halaman belum tersedia)">fleksibel</a></li>
<li><i>focus</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fokus" title="Fokus">fokus</a></li>
<li><i>fossil</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil" title="Fosil">fosil</a></li>
<li><i>friction</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Friksi&action=edit&redlink=1" title="Friksi (halaman belum tersedia)">friksi</a></li>
<li><i>fusion</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fusi" title="Fusi">fusi</a></li>
</ul>G. <br />
<ul><li><i>generalization</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Generalisasi" title="Generalisasi">generalisasi</a></li>
<li><i>genetic</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genetik" title="Genetik">genetik</a></li>
<li><i>glamour</i> - glamor</li>
<li><i>goal</i> - gol</li>
<li><i>gossip</i> - gosip</li>
<li><i>gradation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gradasi" title="Gradasi">gradasi</a></li>
<li><i>gratification</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gratifikasi" title="Gratifikasi">gratifikasi</a></li>
</ul>H. <br />
<ul><li><i>hydrogen</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen" title="Hidrogen">hidrogen</a></li>
<li><i>homosex</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseks" title="Homoseks">homoseks</a></li>
<li><i>hormone</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon" title="Hormon">hormon</a></li>
<li><i>horror</i> - horor</li>
<li><i>hostess</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hostes&action=edit&redlink=1" title="Hostes (halaman belum tersedia)">hostes</a></li>
</ul>I. <ul><li><i>ice</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Es" title="Es">es</a></li>
<li><i>idol</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Idola&action=edit&redlink=1" title="Idola (halaman belum tersedia)">idola</a></li>
<li><i>infrastructure</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Infrastuktur&action=edit&redlink=1" title="Infrastuktur (halaman belum tersedia)">infrastuktur</a></li>
<li><i>illegal</i> - ilegal</li>
<li><i>imperialist</i> - imperialis</li>
<li><i>improvisation</i> - improvisasi</li>
<li><i>impulsive</i> - impulsif</li>
<li><i>inflation</i> - inflasi</li>
<li><i>innovation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi" title="Inovasi">inovasi</a></li>
<li><i>insecticide</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Insektisida&action=edit&redlink=1" title="Insektisida (halaman belum tersedia)">insektisida</a></li>
<li><i>instant</i> - instan</li>
<li><i>instinct</i> - insting</li>
<li><i>instrument</i> - instrumen</li>
<li><i>interaction</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi" title="Interaksi">interaksi</a></li>
<li><i>intermezzo</i> - intermezo</li>
<li><i>interpretation</i> - interpretasi</li>
<li><i>internist</i> - internis</li>
<li><i>interruption</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Interupsi" title="Interupsi">interupsi</a></li>
<li><i>intervention</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Intervensi" title="Intervensi">intervensi</a></li>
<li><i>injection</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Injeksi&action=edit&redlink=1" title="Injeksi (halaman belum tersedia)">injeksi</a></li>
<li><i>invasion</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Invasi" title="Invasi">invasi</a></li>
<li><i>investation</i> - investasi</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="J">J</span></h2><ul><li><i>juice</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jus" title="Jus">jus</a></li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="K">K</span></h2><ul><li><i>calculator</i> - kalkulator</li>
<li><i>calm</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalem&action=edit&redlink=1" title="Kalem (halaman belum tersedia)">kalem</a></li>
<li><i>campus</i> - kampus</li>
<li><i>cancer</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker" title="Kanker">kanker</a></li>
<li><i>capsule</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapsul" title="Kapsul">kapsul</a></li>
<li><i>cartoon</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kartun" title="Kartun">kartun</a></li>
<li><i>casette</i> - kaset</li>
<li><i>charismatic</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karismatik" title="Karismatik">karismatik</a></li>
<li><i>catering</i> - katering</li>
<li><i>cholesterol</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterol" title="Kolesterol">kolesterol</a></li>
<li><i>keeper</i> - kiper</li>
<li><i>claim</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Klaim&action=edit&redlink=1" title="Klaim (halaman belum tersedia)">klaim</a></li>
<li><i>clarification</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Klarifikasi&action=edit&redlink=1" title="Klarifikasi (halaman belum tersedia)">klarifikasi</a></li>
<li><i>clone</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klon" title="Klon">klon</a></li>
<li><i>cockpit</i> - kokpit</li>
<li><i>coin</i> - koin</li>
<li><i>coffee</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi" title="Kopi">kopi</a></li>
<li><i>collution</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kolusi" title="Kolusi">kolusi</a></li>
<li><i>coma</i> - koma</li>
<li><i>complain</i> - komplain</li>
<li><i>condominium</i> - kondominium</li>
<li><i>condusive</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kondusif&action=edit&redlink=1" title="Kondusif (halaman belum tersedia)">kondusif</a></li>
<li><i>confirmation - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konfirmasi&action=edit&redlink=1" title="Konfirmasi (halaman belum tersedia)">konfirmasi</a></i></li>
<li><i>conglomerate</i> - konglomerat</li>
<li><i>contamination</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kontaminasi&action=edit&redlink=1" title="Kontaminasi (halaman belum tersedia)">kontaminasi</a></li>
<li><i>container</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kontainer&action=edit&redlink=1" title="Kontainer (halaman belum tersedia)">kontainer</a></li>
<li><i>counseling</i> - konseling</li>
<li><i>council</i> - konsil</li>
<li><i>counter</i> - konter</li>
<li><i>convention</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi" title="Konvensi">konvensi</a></li>
<li><i>conversion</i> -<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konversi&action=edit&redlink=1" title="Konversi (halaman belum tersedia)">konversi</a></li>
<li><i>commitment</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komitmen&action=edit&redlink=1" title="Komitmen (halaman belum tersedia)">komitmen</a></li>
<li><i>community</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas" title="Komunitas">komunitas</a></li>
<li><i>computer</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer" title="Komputer">komputer</a></li>
<li><i>copy</i> - kopi</li>
<li><i>cornea</i> - kornea</li>
<li><i>corporation</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korporasi" title="Korporasi">korporasi</a></li>
<li><i>cosmetic</i> - kosmetik</li>
<li><i>cowboy</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Koboi" title="Koboi">koboi</a></li>
<li><i>cream</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Krim" title="Krim">krim</a></li>
<li><i>crusial</i> - krusial</li>
<li><i>coupon</i> - kupon</li>
<li><i>cursor</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kursor&action=edit&redlink=1" title="Kursor (halaman belum tersedia)">kursor</a></li>
</ul><h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia&action=edit&section=12" title="Sunting bagian: L">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="L">L</span></h2><ul><li><i>lamination</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laminasi&action=edit&redlink=1" title="Laminasi (halaman belum tersedia)">laminasi</a></li>
<li><i>landscape</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lanskap" title="Lanskap">lanskap</a></li>
<li><i>lasso</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laso&action=edit&redlink=1" title="Laso (halaman belum tersedia)">laso</a></li>
<li><i>legislative</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legislatif" title="Legislatif">legislatif</a></li>
<li><i>league</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Liga&action=edit&redlink=1" title="Liga (halaman belum tersedia)">liga</a></li>
<li><i>lipstick</i> - lipstik</li>
<li><i>lobby</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lobi" title="Lobi">lobi</a></li>
<li><i>locker</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Loker&action=edit&redlink=1" title="Loker (halaman belum tersedia)">loker</a></li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="M">M</span></h2><ul><li><i>mall</i> - mal</li>
<li><i>malpractice</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Malpraktik&action=edit&redlink=1" title="Malpraktik (halaman belum tersedia)">malpraktik</a></li>
<li><i>management</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen" title="Manajemen">manajemen</a></li>
<li><i>manager</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manajer" title="Manajer">manajer</a></li>
<li><i>marathon</i> - maraton</li>
<li><i>marginal</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marjinal" title="Marjinal">marjinal</a></li>
<li><i>mark</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Marka&action=edit&redlink=1" title="Marka (halaman belum tersedia)">marka</a></li>
<li><i>mascot</i> - maskot</li>
<li><i>matrix</i> - matriks</li>
<li><i>mediation</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mediasi&action=edit&redlink=1" title="Mediasi (halaman belum tersedia)">mediasi</a></li>
<li><i>meditation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meditasi" title="Meditasi">meditasi</a></li>
<li><i>mechanic</i> - mekanik</li>
<li><i>menthol</i> - mentol</li>
<li><i>metabolism</i> - metabolisme</li>
<li><i>molecule</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul">molekul</a></li>
<li><i>motivation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi" title="Motivasi">motivasi</a></li>
</ul><h2><span class="mw-headline" id="N">N</span></h2><ul><li><i>naturalization</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Naturalisasi&action=edit&redlink=1" title="Naturalisasi (halaman belum tersedia)">naturalisasi</a></li>
<li><i>national</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nasional" title="Nasional">nasional</a></li>
<li><i>negotiation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negosiasi" title="Negosiasi">negosiasi</a></li>
<li><i>nuance</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nuansa&action=edit&redlink=1" title="Nuansa (halaman belum tersedia)">nuansa</a></li>
<li><i>nuclear</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nuklir" title="Nuklir">nuklir</a></li>
<li><i>narcotic</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Narkotik" title="Narkotik">narkotik</a></li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="O">O</span></h2><ul><li><i>oasis</i> - oase</li>
<li><i>obsession</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Obsesi&action=edit&redlink=1" title="Obsesi (halaman belum tersedia)">obsesi</a></li>
<li><i>okay</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oke&action=edit&redlink=1" title="Oke (halaman belum tersedia)">oke</a></li>
<li><i>oxygen</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen">oksigen</a></li>
<li><i>opposition</i> - oposisi</li>
<li><i>option</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Opsi&action=edit&redlink=1" title="Opsi (halaman belum tersedia)">opsi</a></li>
<li><i>optic</i> - optik</li>
<li><i>oration</i> - orasi</li>
<li><i>orbit</i> - orbit</li>
<li><i>orgasm</i> - orgasme</li>
<li><i>orientation</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Orientasi&action=edit&redlink=1" title="Orientasi (halaman belum tersedia)">orientasi</a></li>
<li><i>overactive</i> - overaktif</li>
<li><i>ovulation</i> - ovulasi</li>
<li><i>ozone</i> - ozon</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="P">P</span></h2><ul><li><i>panelist</i> - panelis</li>
<li><i>paradigm</i> - paradigma</li>
<li><i>paradox</i> - paradoks</li>
<li><i>paramedic</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paramedik&action=edit&redlink=1" title="Paramedik (halaman belum tersedia)">paramedik</a></li>
<li><i>parody</i> - parodi</li>
<li><i>particle</i> - partikel</li>
<li><i>passport</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paspor" title="Paspor">paspor</a></li>
<li><i>patent</i> - paten</li>
<li><i>pelican</i> - pelikan</li>
<li><i>phenomenon</i> - fenomena</li>
<li><i>photo</i> - foto</li>
<li><i>plastic</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik" title="Plastik">plastik</a></li>
<li><i>pollution</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi" title="Polusi">polusi</a></li>
<li><i>prediction</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Prediksi&action=edit&redlink=1" title="Prediksi (halaman belum tersedia)">prediksi</a></li>
<li><i>premature</i> - prematur</li>
<li><i>property</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Properti" title="Properti">properti</a></li>
<li><i>protection</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proteksi&action=edit&redlink=1" title="Proteksi (halaman belum tersedia)">proteksi</a></li>
<li><i>psychology</i> - psikologi</li>
<li><i>pulse</i> - pulsa</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="R">R</span></h2><ul><li><i>radioactive</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Radioaktif" title="Radioaktif">radioaktif</a></li>
<li><i>ratio</i> - rasio</li>
<li><i>rational</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rasional" title="Rasional">rasional</a></li>
<li><i>reclamation</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reklamasi&action=edit&redlink=1" title="Reklamasi (halaman belum tersedia)">reklamasi</a></li>
<li><i>record</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rekor&action=edit&redlink=1" title="Rekor (halaman belum tersedia)">rekor</a></li>
<li><i>relative</i> - relatif</li>
<li><i>rally</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reli" title="Reli">reli</a></li>
<li><i>relax</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rileks&action=edit&redlink=1" title="Rileks (halaman belum tersedia)">rileks</a></li>
<li><i>renovation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Renovasi" title="Renovasi">renovasi</a></li>
<li><i>restitution</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Restitusi&action=edit&redlink=1" title="Restitusi (halaman belum tersedia)">restitusi</a></li>
<li><i>research</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riset" title="Riset">riset</a></li>
<li><i>revision</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Revisi&action=edit&redlink=1" title="Revisi (halaman belum tersedia)">revisi</a></li>
<li><i>rocket</i> - roket</li>
<li><i>royalty</i> - royalti</li>
<li><i>rumour</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumor&action=edit&redlink=1" title="Rumor (halaman belum tersedia)">rumor</a></li>
<li><i>routine</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rutin&action=edit&redlink=1" title="Rutin (halaman belum tersedia)">rutin</a></li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="S">S</span></h2><ul><li><i>safari</i> - safari</li>
<li><i>science</i> - sains</li>
<li><i>saxophone</i> - saksofon</li>
<li><i>sample</i> - sampel</li>
<li><i>satellite</i> - satelit</li>
<li><i>sexy</i> - seksi</li>
<li><i>cellular</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Selular&action=edit&redlink=1" title="Selular (halaman belum tersedia)">selular</a></li>
<li><i>scheme</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Skema&action=edit&redlink=1" title="Skema (halaman belum tersedia)">skema</a></li>
<li><i>sceptic</i> - skeptis</li>
<li><i>score</i> - skor</li>
<li><i>scooter</i> - skuter</li>
<li><i>solution</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Solusi&action=edit&redlink=1" title="Solusi (halaman belum tersedia)">solusi</a></li>
<li><i>simulation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi" title="Simulasi">simulasi</a></li>
<li><i>smash</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Smes" title="Smes">smes</a></li>
<li><i>speculation</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spekulasi" title="Spekulasi">spekulasi</a></li>
<li><i>stethoscope</i> - stetoskop</li>
<li><i>stress</i> - stres</li>
<li><i>stok</i> - stock</li>
<li><i>syndicate</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindikat&action=edit&redlink=1" title="Sindikat (halaman belum tersedia)">sindikat</a></li>
<li><i>supervision</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Supervisi&action=edit&redlink=1" title="Supervisi (halaman belum tersedia)">supervisi</a></li>
<li><i>supply</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suplai&action=edit&redlink=1" title="Suplai (halaman belum tersedia)">suplai</a></li>
<li><i>survey</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Survei" title="Survei">survei</a></li>
<li><i>souvenir</i> - suvenir</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="T">T</span></h2><ul><li><i>taboo</i> - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tabu" title="Tabu">tabu</a></li>
<li><i>taxi</i>- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taksi" title="Taksi">taksi</a></li>
<li><i>tyranny</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tirani" title="Tirani">tirani</a></li>
<li><i>tissue</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tisu&action=edit&redlink=1" title="Tisu (halaman belum tersedia)">tisu</a></li>
<li><i>tolerance - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi" title="Toleransi">toleransi</a></i></li>
<li><i>topic</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Topik&action=edit&redlink=1" title="Topik (halaman belum tersedia)">topik</a></li>
<li><i>tractor</i> - traktor</li>
<li><i>transplantation</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi" title="Transplantasi">transplantasi</a></li>
<li><i>trend</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tren&action=edit&redlink=1" title="Tren (halaman belum tersedia)">tren</a></li>
<li><i>trophy</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trofi" title="Trofi">trofi</a></li>
<li><i>tumour</i> - tumor</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="V">V</span></h2><ul><li><i>vaccum</i> - vakum</li>
<li><i>verification - <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Verifikasi" title="Verifikasi">verifikasi</a></i></li>
<li><i>villa</i> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vila&action=edit&redlink=1" title="Vila (halaman belum tersedia)">vila</a></li>
<li><i>volley</i> - <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Voli" title="Voli">voli</a></li>
</ul><br />
<br />
<h2><span class="mw-headline" id="Kata-kata_yang_diserap_secara_utuh">Kata-kata yang diserap secara utuh</span></h2>Kata-kata yang tidak mengalami penyesuaian kaidah antara lain: bar, bikini, chatting, digital, domain, doping, download dan upload<sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia#cite_note-0">[1]</a></sup>, e-mail <sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia#cite_note-1">[2]</a></sup>, era, fatal, film, forum, game <sup class="reference" id="cite_ref-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia#cite_note-2">[3]</a></sup>, generator, global, golf, handphone <sup class="reference" id="cite_ref-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Inggris_dalam_bahasa_Indonesia#cite_note-3">[4]</a></sup>, herbal, hologram, humor, internet, insomnia, investor, jumbo, laptop, laser, libido, lift, monster, novel, orbit, opera, parabola, paranormal, partner, pizza, radar, regional, robot, supermarket, target, unit, video, visual, voucher, vulgar, refill (isi ulang), remote, runner-up (juara dua), stainless steel (baja tahan karat), tomboy (tomboi), timer, textbook (buku teks), drop-out, deadline (tenggat waktu), leasing, sweater, microwave, megabyte, channel, charger, clearing, fee (upah), booking, blue-jean, bestseller, pick-up, outlet, nonstop, password (kata sandi), online, mark-up, hunting, corned-beef, knock-out, casing, overhead-projector, offside, boarding, sweeping, visa, truck (truk), paranoid, hard-disk, multimedia, scope, stroke, bar-code, sponsor, snack, baby-sitter, jazz, helm, frigid, sedan, recall, booting, check-up,foklift, spray, draw (seri), stocking, voting, ranking, fifty-fifty.Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-4536916678042670512010-04-28T21:12:00.000-07:002010-04-28T21:12:11.125-07:00Perkembangan dan Pengembangan Alinea<strong><span><span><span></span></span></span></strong><!--[endif]--><strong><span>1. Sebab-Akibat</span></strong> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: 24.15pt;"><span>Perkembangan sebuah aline dapat juga dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini <em>sebab </em>dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan <em>akibat</em> sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik, yaitu <em>akibat</em> dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah <em>sebab </em>sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dinamakan <em>proses kausal </em>atau <em>sebab-akibat.</em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: 24.15pt;"><span id="more-68"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: 24.15pt;"><span>Dalam mengemukakan hubungan sebab akibat, tersebut, pengarang harus menggarap persoalannya berdasarkan suatu rangka tertentu, misalnya berdasarkan kepentingan relatifnya, berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya, kelangsungan atau ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok utamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: 24.15pt;"><span>Dalam uraian-uraian yang bersifat logis, misalnya tulisan-tulisan ilmiah, tesis, skripsi, dll., sebab dan akibat memegang peranan yang sangat penting. Dalam eksposisi biasa, sebab dan akibat dikemukakan berdasarkan observasi dan refleksi yang ada. Seseorang yang menderita penyakit flu akan dihadapkaan dengan serangkaian sebab yang diduga telah mengakibatkan penyakit flu tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><em><span>“Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari. Hubungan dagang dengan relasi dari luar daerah pulau ataupun asing yang pemberesannya harus selekas mungkin diadakan berhubung dengan terikatnya perahu layar pada musim angin, pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barang-barang impor , semuanya itu tak memungkkinkan orang bekerja pelan-pelan seperti menanti menguningnya padi di musim panen. Kiranya inilah yang membuat type manusia pesisiran, yang lain dari type manusia pedalaman. Keluasan muka laut membentuk jiwa lepas dan bebas. Silih bergantinya pergaulan dengan orang-orang dari berbagai suku dan kebangsaan, memberi sifat kelonggaran dan suka menerima unsur-unsur baru. Tetapi sekali kita berjumpa dengan rombongan bangsawan dengan pengiringnya yang sedang mengadakan inspeksi di luar bandar, kita selalu memperloleh kesimpulan lain, yaitu kebebasan masyarakat pesisir yang terikat. Kesan demikian <strong>reasonable</strong>”.</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Contoh di atas lebih jelas membicarakan mengapa jiwa orang pesisir lebih dinamis dan lebih bebas, bila dibandingkan dengan orang-orang di pedalaman. Mengapa demikian? Bila kita dapat mengajukan pertanyaan itu, berarti kita harus mencari sebab-sebabnya. Akibat yang disimpulkan dari aliena di atas adalah “kebiasaan masyarakat pesisir yang terikat. Sebaliknya cobaperhatikan kutipan di bawah ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42pt; text-align: justify; text-indent: 12pt;"><em><span>“Dalam tekanan mental yang demikian hebat, tiba-tiba terjadi ledakan fitnah Gerakan Tigapuluh September. Ternyata akibat peristiwa ini terjadi kegoncangan hebat dalam sendi-sendi kehidupan. Suara hati yang selama ini tertindis tipis-tipis, membesit ke luar dan menjadi banjir besar yang menantang sendi-sendi hidup lama. Lahirlah angkatan baru yang berjuang atas dorongan hati nurani. Muncullah sajak-sajak yang<span> </span>membawakan suara orde baru seperti kumpulan-kumpulan Sajak taufik Ismail <strong>Tirani, Benteng, </strong>kumpulan sajak W. Situmerang <strong>Kebangkitan</strong>, dan lain-lain”.</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Bila dibandingkan dengan kutipan pertama di atas, kutipan kedua ini lebih memperinci secara mendetail <em>akibat-akibat. Sebab </em>dinyatakan secara ringkas atau umum, yaitu <span> </span><em>ledakan fitnah Gerakan Tigapuluh September, </em>sedangkan perincian-perincian ditekankan kepada akibat-akibat. Kutipan pertama di atas sebaliknya lebih memperinci sebab-sebabnya. Namun kedua kutipan mempunyai dasar yang sama yaitu membicarakan sebab dan akibat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Sebuah variasi dari sebab-akibat ini adalah <em>pemecahan masalah.</em> Pemecahan masalah juga bertolak dari hubungan kausal, tetapi tidak berhenti di situ saja; ia masih berjalan lebih lanjut menunjukkan jalan-jalan ke luar untuk menjauhkan sebab-sebab tertentu, atau menjauhkan akibat-akibat yang dihasilkan oleh sebab-sebab tadi.</span></div><br />
<span dir="ltr"><strong><span>2. Analogi</span></strong></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24.9pt;"><span>Analogi menunjukkan ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Lain halnya dengan perbandingan dan pertentangan yang memberikan sejumlah ketidaksamaan antara dua hal. Bila seseorang mengatakan “awan dari sebuah atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka perbandingan antara <em>awan ledakan atom </em>dan <em>cendawa </em>merupakan sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali kesmaan bentuknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24.9pt;"><span>Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum, untuk menjelaskan hal yang kurang umum. Perhatikan contoh berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24.9pt;"><span id="more-65"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.9pt; text-align: justify;"><span>“Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan ranting-ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.9pt; text-align: justify;"><span>Tetapi harus diingat bahwa antara pencabangan bahasa dan pencabangan sebatang pohon terdapat suatu perbedaan. Setelah sebuah bahasa bercabang, maka antara bahasa-bahasa yang baru itu masih terdapat kontak timbal-balik, masih terjalin pengaruh mempengaruhi antara kedua bahasa itu. Lain halnya dengan cabang sebuah pohon atau ranting yang terpisah, ia tidak menghiraukan lagi nasib cabang atau ranting-ranting lainnya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.9pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.9pt; text-align: left;"><b><span>3. </span></b><strong><span>Perbandingan dan Pertentangan</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.9pt; text-align: left;"><strong><span> </span></strong><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana poltik pendidikan yang dijalaninya dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksud daripada perbandingan itu adalah untuk sampai kepada suatu penilaian yang relative kepada kedua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya. Misalnya mula-mula kita membandingkan rasa humor mereka, cara mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghadapi pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka; rangkaian perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yaitu bagaimana rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka menghadapi lawan-lawan mereka sekian maca sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Perhatikan kutipan di bawah ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span id="more-64"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><em><span>“Demokratisering yeng menandai sepak terjang Angkatan ’66 yang juga sangat terkenal dengan istilah Orde Baru pada hakekatnya adalah bangkitnya kesadaran dan keinsafan akan pentingnya kritik. Sebab demokrasi tanpa kritik merupakan isapan jempol belaka. Demikian tulis Prof. Dr. R.C. Kwant. ‘Kritik menyodorkan kenyataan secara penuh tanggung-jawab dengan tujuan agar orang yang bersangkutan mengadakan pemikiran kembali dan selanjutnya mengadakan perbaikan diri atau self koreksi’.</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><em><span>Mengapa demokratisering dan dinamisering dengan cita-cita yang begitu luhur itu dapat kurang lancer jalannya, pada hemat kami memang bisa dimaklumi dengan mengingat namanya sendiri yakni Orde Baru. Ini berarti bahwa kritik masih merupakan hal yang baru. Hal ini jelas kita taruhkan pada latar belakang orde lama sebagai kebalikannya. Dalam kehidupan orde lama kata “kritik” tidak termuat dalam kamus sehari-hari. Yang ada ialah kata-kata macam menjilat, mendukung tanpa reserve dan sebagai kelanjutannya adalah merongrong, ganyang dan mendongkel. Kata-kata terakhir itu diperuntukkan lawan-lawannya yang tidak sepaham, sebab setiao gejala yang menunjukkan akan adanya suatu pengertian ke arah kebaikan tetapi yang tidak begitu mendatangkan kenan lingkungan istana karena dipandang bertentangan dengan apa yang sedang berlaku maka disebutnya merongrong kewibawaan, melawan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah. Kuliah filsafat yang menjadikan manusia bisa berpikir lurus dan kritis dan karenanya telah dijadikan <strong>studium generale</strong> kemudian harus dicabut dari lembaga ilmiah tertinggi ini dengan dalil ‘menghidupkan alam pikiran liberal’. Karenanya harus diganyang oleh setiap orang yang selalu siap mendukung tanpa reserve pada setiap tindakan yang mau merealisasikan gagasan ‘ilmu untuk rakyat’. Filsafat adalah ajaran kaum liberalis borjuis, dengan sendirinya rakyat yang menciptakan masyarakat sosialis emoh filsafat”.</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span>Alinea pertama hanya berfungsi sebagai dasar untuk memahami alinea yang kedua. Dasar yang dinyatakan dalam alinea pertama itu adalah pentingnya kritik. Tetapi supaya persoalan kritik ini bisa lebih jelas fungsinya maka diuraikan dalam sebuah perbandingan, yaitu antara <em>orde lama </em>dan <em>orde baru</em>. Dalam orde lama kritik tidak ada. Karena tidak ada kritik, maka timbulah akibat selanjutnya: menjilat, mendukung tanpa reserve: sedanfkan untuk lawan-lawan politik dilontarkan kata-kata: merongrong, ganyang dan mendongkel; begitu pula kuliah filsafat yang membuat manusia bisa berpikir kritis dilarang. Kalau kita melihat ciri-ciri orde lalma ini, maka orde baru haruslah merupakan kebalikan dari itu. Yakni adanya kritik dengan segala konsekuensinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span>(Selanjutnya: <a href="http://iaibcommunity.wordpress.com/2008/05/16/analogi-perkembangan-dan-pengembangan-paragraf_kelanjutan/" target="_blank"><em>Analogi</em></a>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span>Referensi: Prof. DR. Gorys Keraf_<em>Komposisi_Sebuah Pengantar Kenahiran Bahasa</em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span><em> </em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;"><br />
</div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-34016209312107723322010-04-28T21:01:00.000-07:002010-04-28T21:01:36.708-07:00Tema Karangan<div class="snap_preview"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span>Tema Karangan</span></strong></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span> </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span>Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari dari sudut karangan yang telah selesai dan dari proses penyusunan sebuah karangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span>Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, <em>tema</em> adalah <em>suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.</em> Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila seorang rnembaca sebuah roman, atau karangan lainnya. Selesai membaca karangan tersebut, akan meresaplah ke dalam pikiran pembaca suatu sari atau makna dari seluruh karangan itu. Sebuah buku roman misalnya akan memiliki sebuah tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat: <em>“Karena kuatnya pengaruh adat-istiadat, maka setiap perjuangan muda-mudi untuk rnenentukan sendiri kawan-hidupnya di sekitar tahun dua puluhan, akan selalu menemui kegagalan”.</em> Inti atau sari amarrat dari buku roman yang hanjang lebar menguraikan kisah asmara antara seorang pemuda A dan Pemudi B, yang akhirnya hancur berantakan karena halangan dari pihak orang tua dan adat-istiadat, sebagai yang dirumuskan dalam kalimat singkat di atas tadi, itulah yang dinamakan tema.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span id="more-80"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span>Dari segi proses penulisan kita bisa membatasi tema dengan suatu rumusan yang agak berlainan, walaupun nantinya apa yang dirumusk an itu pada hakekatnya sama saja. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah ia menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada. dua. unsur yang paling dasar perlu diketahui yaitu <em>topik</em> atau <em>pokok pembicaraan</em> dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai<em>: suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi</em>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span>Hasil perumusan yang kita namakan tema tadi, bisa dinyatakan dalam sebuah kalimat singkat seperti contoh yang telah dikemukakan di atas. Tetapi tema itu dapat pula mengambil bentuk yang Iebih luas berupa sebuah alinea, atau berupa rangkaian dari alinea-alinea. </span><span lang="SV">Bentuk yang terakhir ini biasanya disamakan dengan ikhtisar, dan kadang-kadang dengan ringkasan. Antara ringkasan dan tema sebenarnya terdapat perbedaan besar, karena dalam sebuah ringkasan masih disebutkan para pelaku dengan alur kisahnya (plot) dan sebagainya. Sedangkan tema hanya merupakan gagasan-gagasan atau amanat yang ingin disampaikan pada para pembaca, belurn dijalin dengan para pelaku, tempat sebagai ruang berlangsungnya peristiwa atau aktivitas dan interaksi antara. para tokohnya. Ringkasan merupakan utaian itu secara komplit dalam bentuk yang singkat, sedangkan tema merupakan sari dasar atau amanat yang akan disampaikan penulis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span lang="SV">Bagaimanapun semua karya, entah sebuah buku yang bersifat rekaan (fiktif) seperti roman, novel, cerpen,.atau sebuah buku yang bersifat non-fiktif tentang masalah perburuhan, politik internasional, perkembangan teknologi modern, hasil penelitian dsb., harus memiliki sebuah tema, atau sebuah amanat utama. yang akan disampaikan kepada para pembaca. Atau dengan kata lain amanat utama yang akan disampaikan itu merupakan suatu maksud tertentu yang dijalin dalam sebuah topik pembicaraan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 19.5pt;"><span lang="SV">Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama, dan kemampuan penulis untuk memperinci dan mengemukakan ilustrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subyek dan predikat. Semua bagian kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas gagasan-gagasan utama tadi. Begitu pula, kedudukan tema secara lebih konkrit dapat kita lihat dalam hubungan antara kalimat topik dan alinea. Kalimat topik merupakan tema dari alinea itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau tema alinea tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV">Reference: Prof. DR. Gorys Keraf. <em>Komposisi_Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa</em></span></div></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-3684871522851087612010-04-28T20:58:00.000-07:002010-04-28T20:58:04.721-07:00Paragraf Deduktif, Induktif dan Deduktif-Induktif<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span>Paragraf deduktif</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Contoh :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><span>Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span>Paragraf induktif:</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Contoh :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span id="more-15"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><span>Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional</span></em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span>Paragraf Deduktif-Induktif</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Kalimat Utamanya terdapat pada awal paragraph, dan ai akhir juga ada loh….</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Contoh :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><span>Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.</span></em></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-52084465343172774682010-04-28T20:37:00.000-07:002010-04-28T20:37:09.677-07:00Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat AktifUntuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :<br />
1. Mengubah awalan pada Predikat<br />
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya. <br />
2. Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya<br />
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.<br />
Contoh :<br />
Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu.<br />
<br />
<b> Berikut contoh kalimat lain :</b><br />
"Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni"<br />
hal ini berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
1. Kalimat yang memiliki fungsi P (prediakat) berimbuhan ber- tergolong sebagai bentuk Kalimat Aktif Intransitif yang berarti tidak dapat diubah bentuk atau susunannya<br />
<br />
2. Kalimat AKtif Intransitif, umumnya berpola S-P-Pel/K bukan S-P-O<br />
<br />
3. Fungsi Pel (pelengkap) tidak dapat ditransfer atau diubah seperti halnya fungsi O (objek) menjadi fungsi S (subjek) dalam bentuk pasif<br />
<br />
4. Awalan ber- tidak memiliki bentuk pasif selayaknya awalan me-, me-i, me-kan, memper-i dan atau memper-kan dengan bentuk pasif di-, di-i, di-kan, diper-i dan atau diper-kan.<br />
<br />
Oleh karena itu, bentuk Kalimat Aktif Intransitif :<br />
"Joni berkawan dengan Ariel" (benar dan tidak dapat dipasifkan)<br />
namun, bentuk Kalimat Aktif Transitif:<br />
"Joni melukai Ariel => Ariel dilukai Joni (benar dan dapat dipasifkan)Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-66702507018980393652010-04-28T20:07:00.000-07:002010-04-28T20:07:14.316-07:00Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato Sambutan<div class="content"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_ZCd3SNEU2_Y/S9j3qlXVReI/AAAAAAAAALM/SmVmlW4chnA/s1600/bkku.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/_ZCd3SNEU2_Y/S9j3qlXVReI/AAAAAAAAALM/SmVmlW4chnA/s200/bkku.jpeg" width="150" /></a></div><br />
<b>A. Definisi / Pengertian Pidato </b><br />
<b>Pidato</b> adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.<br />
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.<br />
<br />
<b>B. Tujuan Pidato</b><br />
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :<br />
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.<br />
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.<br />
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.<br />
<br />
<b>C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato</b><br />
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :<br />
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.<br />
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.<br />
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.<br />
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.<br />
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.<br />
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.<br />
<br />
<b>D. Metode Pidato</b><br />
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :<br />
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.<br />
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.<br />
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.<br />
<br />
<b>E. Persiapan Pidato</b><br />
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :<br />
1. Wawasan pendengar pidato secara umum<br />
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan<br />
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.<br />
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.<br />
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.<br />
<br />
<b>F. Kerangka Susunan Pidato</b><br />
Skema susunan suatu pidato yang baik :<br />
1. Pembukaan dengan salam pembuka<br />
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi<br />
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.<br />
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)<br />
</div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-8016043012292954222010-04-28T19:50:00.000-07:002010-04-28T19:53:26.052-07:00JENIS KATA DALAM BAHASA INDONESIA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_ZCd3SNEU2_Y/S9j0es0h5YI/AAAAAAAAAK8/tsg1Ox-uv3g/s1600/buku.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="161" src="http://2.bp.blogspot.com/_ZCd3SNEU2_Y/S9j0es0h5YI/AAAAAAAAAK8/tsg1Ox-uv3g/s200/buku.jpg" width="200" /></a></div>Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kata_dasar&action=edit&redlink=1" title="Kata dasar (halaman belum tersedia)">kata dasar</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kata_turunan&action=edit&redlink=1" title="Kata turunan (halaman belum tersedia)">kata turunan</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_ulang" title="Kata ulang">kata ulang</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kata_majemuk&action=edit&redlink=1" title="Kata majemuk (halaman belum tersedia)">kata majemuk</a>. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afiks" title="Afiks">afiks</a> atau imbuhan baik di awal (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prefiks" title="Prefiks">prefiks</a> atau awalan), tengah (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Infiks" title="Infiks">infiks</a> atau sisipan), maupun akhir (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sufiks" title="Sufiks">sufiks</a> atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.<br />
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:<br />
<ol><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nomina" title="Nomina">Nomina</a> (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya <i>buku</i>, <i>kuda</i>.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Verba" title="Verba">Verba</a> (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya <i>baca</i>, <i>lari</i>. <br />
<ul><li>Verba transitif (membunuh),</li>
<li>Verba kerja intransitif (meninggal),</li>
<li>Pelengkap (berumah)</li>
</ul></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adjektiva" title="Adjektiva">Adjektiva</a> (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya <i>keras</i>, <i>cepat</i>.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adverbia" title="Adverbia">Adverbia</a> (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya <i>sekarang</i>, <i>agak</i>.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pronomina" title="Pronomina">Pronomina</a> (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya <i>ia</i>, <i>itu</i>. <br />
<ul><li>Orang pertama (kami),</li>
<li>Orang kedua (engkau),</li>
<li>Orang ketiga (mereka),</li>
<li>Kata ganti kepunyaan (-nya),</li>
<li>Kata ganti penunjuk (ini, itu)</li>
</ul></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Numeralia" title="Numeralia">Numeralia</a> (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya <i>satu</i>, <i>kedua</i>. <br />
<ul><li>Angka kardinal (duabelas),</li>
<li>Angka ordinal (keduabelas)</li>
</ul></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_tugas" title="Kata tugas">Kata tugas</a> adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok: <br />
<ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi" title="Preposisi">preposisi</a> (kata depan) (contoh: dari), </li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konjungsi" title="Konjungsi">konjungsi</a> (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Artikula" title="Artikula">artikula</a> (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya <i>the</i>),</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Interjeksi" title="Interjeksi">interjeksi</a> (kata seru) (contoh: wow, wah), dan</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partikel" title="Partikel">partikel</a>.( lah, kah, tah )</li>
</ul></li>
</ol>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-11256461755531644812010-04-28T01:33:00.000-07:002010-04-28T01:33:12.101-07:00Ejaan dalam bahasa Indonesia<strong>EJAAN</strong><strong></strong> adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.<br />
<h2><span class="mw-headline" id="Sejarah_singkat">Sejarah singkat</span></h2>Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1901" title="1901">1901</a> diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Adriaan_van_Ophuijsen" title="Charles Adriaan van Ophuijsen">Prof. Charles van Ophuijsen</a> dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan <b>Ejaan Van Ophuijsen</b> ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abjad_Latin" title="Abjad Latin">ejaan Latin</a> untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu" title="Bahasa Melayu">bahasa Melayu</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>.<br />
Van Ophuijsen adalah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahli_bahasa" title="Ahli bahasa">ahli bahasa</a> berkebangsaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukittinggi" title="Bukittinggi">Bukittinggi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat" title="Sumatera Barat">Sumatera Barat</a>, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Leiden" title="Universitas Leiden">Universitas Leiden</a>, Belanda. Setelah menerbitkan <i>Kitab Logat Melajoe</i>, van Ophuijsen kemudian menerbitkan <i>Maleische Spraakkunst</i> (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul <i>Tata Bahasa Melayu</i> dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.<br />
Ejaan ini akhirnya digantikan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Republik" title="Ejaan Republik">Ejaan Republik</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/17_Maret" title="17 Maret">17 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1947" title="1947">1947</a>.<br />
<h3 class="storytitle">Dari Ejaan van Ophuijsen Hingga EYD</h3><strong>1. Ejaan van Ophuijsen</strong><br />
<br />
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<ol type="a"><li>Huruf <em>j</em> untuk menuliskan kata-kata<em> jang</em>, <em>pajah</em>, <em>sajang</em>.</li>
<li>Huruf <em>oe</em> untuk menuliskan kata-kata <em>goeroe</em>, <em>itoe</em>, <em>oemoer</em>.</li>
<li>Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata <em>ma'moer</em>, <em>'akal</em>, <em>ta'</em>, <em>pa'</em>, <em>dinamai'</em>.</li>
</ol><br />
<strong>2. Ejaan Soewandi</strong><br />
<br />
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<ol type="a"><li>Huruf <em>oe</em> diganti dengan <em>u</em>, seperti pada <em>guru</em>, <em>itu</em>, <em>umur</em>.</li>
<li>Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan <em>k</em>, seperti pada kata-kata <em>tak</em>, <em>pak</em>, <em>maklum</em>, <em>rakjat</em>.</li>
<li>Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti <em>anak2</em>, <em>ber-jalan2</em>, <em>ke-barat2-an</em>.</li>
<li>Awalan <em>di-</em> dan kata depan <em>di</em> kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan <em>di</em> pada <em>dirumah</em>, <em>dikebun</em>, disamakan dengan imbuhan <em>di-</em> pada <em>ditulis</em>, <em>dikarang</em>.</li>
</ol><br />
<strong>3. Ejaan Melindo</strong><br />
<br />
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.<br />
<br />
<strong>4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan</strong><br />
<br />
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul <em>Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan</em>, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.<br />
<br />
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku <em>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan</em> yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan <em>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan</em> dan <em>Pedoman Umum Pembentukan Istilah</em>.<br />
<br />
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.<br />
<br />
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<span style="color: orange;">1. Perubahan Huruf </span><br />
<table border="0" cellpadding="3" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <th align="left" colspan="2">Ejaan Soewandi</th> <th align="left" colspan="2">Ejaan yang Disempurnakan</th> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">dj</td> <td align="left">djalan, djauh</td> <td align="left" width="5%">j</td> <td align="left">jalan, jauh</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">j</td> <td align="left">pajung, laju</td> <td align="left" width="5%">y</td> <td align="left">payung, layu</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">nj</td> <td align="left">njonja, bunji</td> <td align="left" width="5%">ny</td> <td align="left">nyonya, bunyi</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">sj</td> <td align="left">isjarat, masjarakat</td> <td align="left" width="5%">sy</td> <td align="left">isyarat, masyarakat</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">tj</td> <td align="left">tjukup, tjutji</td> <td align="left" width="5%">c</td> <td align="left">cukup, cuci</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">ch</td> <td align="left">tarich, achir</td> <td align="left" width="5%">kh</td> <td align="left">tarikh, akhir</td> </tr>
</tbody></table><br />
2. <span style="color: orange;">Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.</span><br />
<br />
<table border="0" cellpadding="3" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td align="left" width="5%">f</td> <td align="left">maaf, fakir</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">v</td> <td align="left">valuta, universitas</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="5%">z</td> <td align="left">zeni, lezat</td> </tr>
</tbody></table><br />
3. <span style="color: orange;">Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai</span><br />
<br />
a : b = p : q <br />
Sinar-X<br />
<br />
4. <span style="color: orange;">Penulisan </span><em style="color: orange;">di-</em><span style="color: orange;"> atau </span><em style="color: orange;">ke-</em><span style="color: orange;"> sebagai awalan dan </span><em style="color: orange;">di</em><span style="color: orange;"> atau </span><em style="color: orange;">ke</em><span style="color: orange;"> sebagai kata depan dibedakan, yaitu </span><em style="color: orange;">di-</em><span style="color: orange;"> atau </span><em style="color: orange;">ke-</em> sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan <em style="color: orange;">di</em><span style="color: orange;"> atau </span><em style="color: orange;">ke</em><span style="color: orange;"> sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.</span><br />
<br />
<table border="0" cellpadding="3" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <th align="left" width="50%">di- (awalan)</th> <th align="left">di (kata depan)</th> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">ditulis</td> <td align="left">di kampus</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">dibakar</td> <td align="left">di rumah</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">dilempar</td> <td align="left">di jalan</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">dipikirkan</td> <td align="left">di sini</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">ketua</td> <td align="left">ke kampus</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">kekasih</td> <td align="left">ke luar negeri</td> </tr>
<tr> <td align="left" width="50%">kehendak</td> <td align="left">ke atas</td> </tr>
</tbody></table><br />
5. <span style="color: orange;">Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.</span><br />
<br />
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat<br />
<br />
Sumber: <em>Cermat Berbahasa Indonesia</em>, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai<br />
<br />
<!-- Begin #footer --> <!--
####################################################
#### Do Not Remove ####
-->Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-73393028933951182762010-02-23T18:34:00.001-08:002010-02-23T18:34:44.771-08:00Puisi<div class="pagepost"> <h2 id="post-500"> </h2><div class="entrytext"><div class="snap_preview"><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">1. Pengertian</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari <em>poesis</em> yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah <em>poetry</em> yang erat dengan <em>–poet </em>dan -<em>poem</em>. Mengenai kata <em>poet</em>, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata <em>poet</em> berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata <em>poet</em> berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(1)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(2)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(3)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(4)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur). </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(5)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">2. Unsur-unsur Puisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(1)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (<em>sense</em>), rasa (<em>feeling</em>), amanat (<em>intention</em>), nada (<em>tone</em>), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(2)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(3)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari <em>outline</em> buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(4)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(5)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6). </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0pt 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoCaption" style="margin: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><em>Gambar 1. Puisi sebagai struktur</em></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0pt 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">2.1 Struktur Fisik Puisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(1)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(2)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(3)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(4)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(5)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(6)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutardji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">2.2 Struktur Batin Puisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(1)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tema/makna (<em>sense</em>); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(2)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Rasa (<em>feeling</em>), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(3)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Nada (<em>tone</em>), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>(4)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Amanat/tujuan/maksud (<em>itention</em>); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari<span> </span>sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. </span></div></div></div></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-4721989997244125592010-02-23T18:30:00.001-08:002010-02-23T18:30:57.540-08:00Karya Sastra dan Periodisasinya<div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>A.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Karya Sastra Bentuk Prosa </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni karya sastra yang bersifat sastra dan karya sastra yang bersifat bukan sastra. Yang bersifat sastra merupakan karya sastra yang kreatif imajinatif, sedangkan karya sastra yang bukan astra ialah karya sastra yang nonimajinatif. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Macam Karya Sastra Bentuk Prosa</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa lama:</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">feodal).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">dibawa ke dalam khayal dan fantasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Milik bersama</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa Baru:</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari) </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tertulis </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0pt 0pt 17.85pt; text-indent: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa lama<span> </span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia.<span> </span>Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>c.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>d.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>e.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>f.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="1"><li class="MsoNormal"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa Baru </span></strong></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: <em>Nyai Dasima </em>karangan G. Fransis, <em>Siti mariah </em>karangan H. Moekti. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Roman</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Riwayat</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: <em>Soeharto Anak Desa </em>atau <em>Prof. Dr. B.I Habibie </em>atau<span> </span><em>Ki hajar Dewantara. </em><span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Otobiografi</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antologi</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh <em>Laut Biru Langit Biru</em> karya Ayip Rosyidi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kisah</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: <em>Melawat ke Jabar – </em>Adinegoro,<em> Catatan di Sumatera – </em>M. Rajab.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Cerpen</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh:<em> Tamasya dengan Perahu Bugis </em>karangan Usman. <em>Corat-coret di Bawah Tanah</em> karangan Idrus.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>7.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Novel</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: <em>Roromendut </em>karangan YB. Mangunwijaya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>8.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kritik </span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk<span> </span>suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>9.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></em><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Resensi</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.<em></em></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>10.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Esei </span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif<span> </span>atau sangat pribadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>B.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Puisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tema adalah tentang apa puisi itu berbicara</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>c.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rima adalah persamaan-persamaan bunyi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>d.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>e.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>f.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>g.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>h.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">diksi adalah pilihan kata/ungkapan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>i.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">puisi lama </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ciri puisi lama:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Yang termausk puisi lama adalah </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,<span> </span>2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">seloka adlah pantun berkait</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>7.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">puisi baru</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">balada adalah puisi berisi kisah/cerita</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>7.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Membaca Puisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll., </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll., </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pemahaman puisi yang utuh, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tempat acara: indoor atau outdoor, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">audien, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>7.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kualitas komunikasi, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>8.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik) </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>9.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>10.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kesesuaian gerak, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>11.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pemilihan kostum yang tepat,</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">penggunaan properti yang efektif dan efisien, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>c)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">setting</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> yang sesuai dan mendukung tema puisi, </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>d)<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>C.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Drama/Film</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>D.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Periodisasi Sastra Indonesia</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zaman Sastra Melayu Lama</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zaman Peralihan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zaman Sastra Indonesia</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Cirinya adalah 1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4) pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, 5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan<span> </span>6) setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>c.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Angkatan ’45</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tokohnya Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>d.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Angkatan ’66</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tokohnya adalah W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta), Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng), N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>E.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Identifikasi Moral, Estetika, Sosial, Budaya Karya Sastra</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Identifikasi Moral </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sebuah karya umumnya membawa pesan moral. Pesan moral dapat disampaikan oleh pengarang secara <span> </span>langsung maupun tidak langsung. Dalam karya satra, pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh-<span> </span>tokohnya atau komentar langsung pengarangnya lewat karya itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Identifikasi Estetika atau Nilai Keindahan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sebuah karya sastra mempunyai aspek-aspek keindahan yang melekat pada karya sastra itu. Sebuah puisi, <span> </span>misalnya: dapat diamati aspek persamaan bunyi, pilihan kata, dan lain-lain. Dalam cerpen dapat diamati pilihan gaya bahasanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Identifikasi Sosial Budaya </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Suatu karya sastra akan mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu. Hal ini berkaitan dengan warna daerah. Sebuah novel misalnya, warna daerah memiliki corak tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Beberapa karya sastra yang mengungkapkan aspek sosial budaya: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pembayaran karya Sunansari Ecip mengungkapkan kehidupan di Sulawesi Selatan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Bako Karya Darman Moenir mengungkapkan kehidupan Suku Minangkabau di Sumatera Barat. </span></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-89038547630702232292010-02-23T18:21:00.001-08:002010-02-23T18:21:42.064-08:00MAJAS BAHASA INDONESIA<strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"></span></strong> <br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>A.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Majas/ Gaya Bahasa</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.<strong> </strong>Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik.<strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya bahasa perulangan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya bahasa perbandingan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya bahasa pertentangan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya bahasa pertautan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0pt;"><strong><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span><span style="font-family: Times New Roman;">1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya Bahasa Perulangan</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>A.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Aliterasi<strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Aliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:<span> </span>Kau keraskan kalbunya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 63pt; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Bagai batu membesi benar</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 63pt; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Timbul telangkai bertongkat urat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 63pt; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Ditunjang pengacara petah pasih</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>B.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Asonansi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Segala ada menekan dada</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Mati api di dalam hati</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Harum sekuntum bunga rahasia</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Dengan hitam kelam</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>C.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antanaklasis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.75in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>D.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kiasmus</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>E.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epizeukis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>F.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tautotes</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>G.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anafora</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: <span> </span>Kucari kau dalam toko-toko. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kucari kau karena cemas karena sayang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kucari kau karena sayang karena bimbang. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kucari kau karena kaya mesti diganyang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>H.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epistrofa (efifora)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 1.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Aku mencercah daging ketika kau tidur.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>I.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Simploke</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: <span> </span>Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>J.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Mesodiplosis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: <span> </span>Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>K.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epanalepsis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>L.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anadiplosis</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: <span> </span>Dalam raga ada darah </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dalam darah ada tenaga</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dalam tenaga ada daya </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dalam daya ada segalanya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><strong><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span><span style="font-family: Times New Roman;">2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya Bahasa Perbandingan</span></strong></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perumpamaan </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perumpamaan ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Seperti air dengan minyak.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Metafora</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Aku adalah angin yang kembara.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Personifikasi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Depersonifikasi </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Alegori</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon antara lain: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Fabel, contoh: Kancil dan Buaya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antitesis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pleonasme dan Tautologi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Contoh: Capek mulut saya berbicara.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari? </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perifrasis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perifrasis ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antisipasi (prolepsis)</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antisipasi ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya menggunakan frase pendahuluan yang isinya sebenarnya masih akan dikerjakan atau akan terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku mendapatkan piala kemenangan.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Koreksio (epanortosis)</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya mula-mula ingin menegaskan sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan memperbaiki yang mana yang salah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya Rini!</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><strong><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"><span><span style="font-family: Times New Roman;">3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gaya Bahasa Pertentangan</span></strong></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hiperbola</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Litotes</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ironi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Oksimoron</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paronomosia</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zeugma dan Silepsis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Satire</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:<span> </span>Jemu aku dengan bicaramu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Sudah sepuluh tahun engkau bicara </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Aku masih tak punya celana</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Budak kurus pengangkut sampah</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Inuendo</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antifrasis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 99pt; text-align: justify; text-indent: -63pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu orang pun yang percaya padamu.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paradoks</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Klimaks</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anti klimaks</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Apostrof</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Anastrof atau inversi </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Anastrof<strong> </strong>ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Apofasis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Histeron Proteran </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hipalase</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Sinisme</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinisme<strong> </strong>ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sarkasme</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 2.25pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Kau memang benar-benar bajingan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">4. Gaya Bahasa Pertautan </span></strong></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Metonimia</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinekdoke<span> </span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinekdoke<strong> </strong>ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.<span> </span></span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Alusio</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Alusia ialah gaya bahasa yang<span> </span>menunjuk secara tidak langsung ke suatu pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Eufimisme</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">merugikan atau yang tidak menyenangkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Eponim </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antonomasia </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span></span></strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pengganti nama diri. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.</span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epitet </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span></span></strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Epitet<strong> </strong>ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">seseorang atau suatu hal. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Erotesis </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span></span></strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan? </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paralelisme</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span></span></strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Paralelisme ialah<strong> </strong>gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian<span> </span>kata-kata atau frase-frase yang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama. <strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: + Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">- Bukan saja<span> </span>perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini contoh yang tidak baik). </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Elipsis<strong></strong></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Mari makan!(penghilangan subyek dan obyek). </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gradasi</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)<span> </span>yang diulang dalam konstruksi itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju. </span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Asindeton</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu<span> </span>konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.<span> </span></span></div><ol style="margin-top: 0pt;" type="a"><li class="MsoNormal"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Polisindeton </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana. </span></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-42723328397164937602010-02-23T17:51:00.000-08:002010-02-23T17:51:21.824-08:00MAKNA KATA BAHASA INDONESIA<h2 id="post-498">Makna<span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> </span></h2><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>A.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna Leksikal dan Makna Gramatikal</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rumah<span> </span>: bangunan untuk tempat tinggal manusia</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makan<span> </span>: mengunyah dan menelan sesuatu</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makanan<span> </span>: segala sesuatu yang boleh dimakan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">berumah<span> </span>: mempunyai rumah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rumah-rumah<span> </span>: banyak rumah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rumah makan<span> </span>: rumah tempat makan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rumah ayah<span> </span>: rumah milik ayah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>B.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna Denotasi dan Konotasi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">merah<span> </span>: warna seperti warna darah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">ular<span> </span>: binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna dasar</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span><span style="text-decoration: underline;">Makna tambahan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">(denotasi)<span> </span>(konotasi)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">merah<span> </span>: warna<span> </span>……………………….<span> </span>berani; dilarang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">ular<span> </span>: binatang<span> </span>……………………..menakutkan/ berbahaya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Konotasi positif</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span><span style="text-decoration: underline;">Konotasi negatif</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">suami istri<span> </span>laki bini</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tunanetra<span> </span>buta</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pria<span> </span>laki-laki</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>C.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hubungan Makna</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinonim</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.5in; text-indent: -0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">yang sama maknanya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 81pt; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">sudah<span> </span>-<span> </span>telah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">sebab<span> </span>-<span> </span>karena</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">amat<span> </span>-<span> </span>sangat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 99pt; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">yang hampir sama maknanya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">untuk – bagi – buat – guna</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">cinta – kasih – sayang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">melihat – mengerling – menatap – menengok</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antonim </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 81pt; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">besar<span> </span><span> </span>><<span> </span>kecil </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">ibu<span> </span><span> </span>><<span> </span>bapak</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bertanya<span> </span>>< menjawab </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homonim</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bisa I<span> </span>: racun</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bisa II<span> </span>: dapat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kopi I<span> </span>: minuman</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">kopi II<span> </span>: salinan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homograf</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tahu<span> </span>:<span> </span>makanan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">tahu<span> </span>:<span> </span>paham</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">teras<span> </span>:<span> </span>inti kayu</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">teras<span> </span>:<span> </span>bagian rumah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homofon</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.5in;"><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bang </span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">dengan <em>bank</em></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.5in;"><em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">masa</span></em><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"> dengan <em>massa</em></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Polisemi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>a.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Didik <em>jatuh</em> dari sepeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>b.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Harga tembakau <em>jatuh.</em></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>c.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Peringatan HUT RI ke-55<em> jatuh</em> hari Minggu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>d.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Setiba di rumah dia <em>jatuh</em> sakit.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>e.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Dia <em>jatuh</em> dalam ujiannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>7.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hiponim</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.5in; text-indent: -1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: <span> </span>Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 2in; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>D.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Makna Idiomatis </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 9pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span><span> </span>(1) selaras dengan <span> </span>(2) membanting tulang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>insaf akan<span> </span><span> </span>bertekuk lutut</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>berbicara tentang<span> </span><span> </span>mengadu domba</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas <em>dengan, akan, tentang, </em>dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>selaras tentang</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">insaf dengan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">berbicara akan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">membanting kulit</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bertekuk paha</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">mengadu kambing</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>E.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pe</span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rubahan Makna</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>1.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perluasan Makna (generalisasi)<strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makna lama</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span><span style="text-decoration: underline;">makna baru</span><strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 2.5in; text-indent: -2in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bapak: orang tua laki-laki<span> </span><span> </span>semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.<strong></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">saudara: anak yang sekandung <span> </span>semua orang yang sama umur/ derajat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>2.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Penyempitan Makna (Spesialisasi)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makna lama</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">:<span> </span><span style="text-decoration: underline;">makna baru:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">sarjana<span> </span>: cendikiawan<span> </span>.<span> </span>lulusan perguruan tinggi</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">pendeta<span> </span>: orang yang berilmu<span> </span><span> </span>guru Kristen</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">madrasah<span> </span>: sekolah<span> </span>sekolah agama Islam</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>3.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Peninggian Makna (ameliorasi)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makna lama:</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span><span style="text-decoration: underline;">makna baru:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bung<span> </span>: panggilan kepada orang laki-laki<span> </span>panggilan kepada pemimpin</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">putra<span> </span>: anak laki-laki<span> </span>lebih tinggi daripada anak</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>4.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Penurunan Makna (Peyorasi)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makna lama</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">: <span> </span><span style="text-decoration: underline;">makna baru:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bini: perempuan yang sudah dinikahi<span> </span>lebih rendah daripada istri/ nyonya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bunting: mengandung<span> </span>lebih rendah dari kata hamil</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>5.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span> </span>Persamaan (asosiasi)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh: </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">makna lama</span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">:<span> </span><span style="text-decoration: underline;">makna baru:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">amplop<span> </span>: sampul surat<span> </span>uang sogok</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">bunga<span> </span>: kembang<span> </span>gadis cantik</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Mencatut: mencabut dengan catut<span> </span>menarik keuntungan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: 0pt;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>6.<span style="font-family: "";"> </span></span></span><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Pertukaran (sinestesia)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">suaranya terang sekali <span> </span>(pendengaran penglihatan)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">rupanya manis <span> </span>(penglihat perasa)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">namanya harum <span> </span>(pendengar pencium)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 1.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in;"><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;"><span>F.<span style="font-family: "";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kata Umum dan Kata Khusus</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Umum<span> </span>: <span> </span>Darta menggendong adiknya sambil <em>membawa </em>buku dan sepatu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Khusus<span> </span>: <span> </span>Darta menggendong adiknya sambil<em> mengapit </em>buku dan sepatu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Umum<span> </span>: <span> </span>Bel <em>berbunyi </em>panjang tanda pelajaran habis.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 0.25in;"><span style="font-family: ""; font-size: 11pt;">Khusus<span> </span>:<span> </span>Bel <em>berdering</em> panjang tanda pelajaran habis.</span></div>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-25748194912107239462010-02-23T17:42:00.000-08:002010-02-23T17:42:55.060-08:00PRIBAHASA INDONESIA<b><span lang="IN">Abang<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
maunya enak sendiri<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Abu<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
kalah jadi abu, menang jadi arang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
menang kalah sama saja, sama-sama merugi<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
sudah jadi abu arang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
telah rusak sama sekali<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"><span> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">sebagai abu di atas tunggul<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
sulit sekali, mudah jatuh <br />
<o:p></o:p></span><b><span lang="IN">berdiang di abu dingin<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
minta pertolongan kepada orang yang miskin<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span><b><span lang="IN">mengabui mata orang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
menipu atau membuat bodoh orang<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"> </span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Ada<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><span> </span><span></span>asal ada, kecilpun pada<span style="background-color: orange;"></span><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Kalau tak ada rejeki yang banyak, rejeki yang sedikitpun sudah cukup</span></div><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><b><span lang="IN">ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
sama-sama berbahagia dan sama-sama menderita <br />
<o:p></o:p></span><b><span lang="IN">ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
uang simpanan kita jangan dihambur-hamburkan, supaya kelak tidak menyusahkan kita sendiri<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span><b><span lang="IN">ada udang dibalik batu<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
ada maksud tertentu<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span><b><span lang="IN">harap pada yang ada, cemas pada yang tidak<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
orang yang kurang sabar<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span><b><span lang="IN">tak ada tolak angsurnya<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
tak mau mengalah sedikitpun<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Adat</span></b><b><span lang="IN"> <br />
adat teluk timbunan kapal<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Kita meminta atau meminjam kepada yang punya dan kita bertanya kepada<span> </span>yang pandai<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam</span></b><span lang="IN"> <br />
Orang muda harus sabar jika merindukan sesuatu, orang tua harus sabar jika menghadapi kesukaran<b><o:p></o:p></b></span><b><span lang="IN"> <br />
adat hidup tolong-menolong, adat mati jenguk-menjenguk<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Hendaklah kita tolong menoling dalam segala hal</span><b><span lang="IN"> <br />
adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
segala sesuatu harus kita kerjakan, menurut adat-istiadat atau kebiasaan yang berlaku<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span><b><span lang="IN">adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat </span><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><b><span lang="IN">adat rimba raya, siapa berani ditaati<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
manusia yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mempergunakan kekerasan atau kepuasan saja<span style="font-weight: bold;"> </span><o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN">hidup dikandung adat, mati dikandung tanah<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
hendaklah kita hidup menurut adat yang baik<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Air </span></b><b><span lang="IN">air tenang menghanyutkan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
orang pendiam biasanya banyak ilmu<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"><span> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Bagai air didaun talas</span></b><span lang="IN"><span style="font-weight: bold;"> <br />
O</span>rang yang tidak tetap pendiriannya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"><span> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN">Ada air ada ikan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Dimana kita tinggal, disitulah kita mendapat rezeki<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"> </span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Badan</span></b><b><span lang="IN"> </span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga<o:p></o:p></span></b></div><span lang="IN">Budi baik tak dapat dilupakan selama-lamanya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Biar badan Penat,asal hati senang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Kalau hati senang, segala susah payah tak akan terasa<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang selalu menurut apa yang diperintahkan <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
tetapi dalam hatinya tetap menyangkal dan melawan<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Selama hayat dikandung badan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Selama kita hidup <o:p></o:p></span> <br />
<br />
<div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN">Bangkai<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Menjemur bangkai ke atas bukit<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Menceritakan keahlian diri sendiri kepada orang lain<o:p></o:p></span> <br />
<br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN">Benang<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Menegakkan benang basah <o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Mengerjakan seseuatu yang sia – sia saja<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Peri perbuatan orang yang sabar dan tak lekas putus asa, <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Lama – lama berhasil juga<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Putus benang dapat dihubung, putus arang susah sekali<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Perselisihan antara saudar sendiri, mudah berbaik kembali, <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Tetapi persengketaan dengan orang lain sukar untuk diselesaikan<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Tak benang batu digelas<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Dalam hal ketiadaan, apa yang ada dipakai<o:p></o:p></span> <br />
<br />
<div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN">Celaka<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Tiap – tiap celaka ada gunanya<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang telah mendapat celaka itu tentu akan insaf lalu berhati – hati,<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Supaya jangan terulang lagi<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Tuah Anjing Celaka kuda<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Berbahagia buat orang lain belum tentu berbahagia buat kita,<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Kadang – kadang merusakkan <o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Cermin<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Jangan bercermin air keruh<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Jangan mencontoh yang buruk<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Kilat Cermin Sudah kemuka,kilat berlium sudah kekaki<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Maksud yang jahat itu sudah diketahui<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Dada<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Membusungkan dada<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Angkuh dan sombong, <o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Merengkuh kedada<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Mau banyak saja<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Dalam<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Dalam lautan dapat diduga,dalam hati siapa tahu<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Tak dapat kita mengetahui isi hati orang lain<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Dalam sudah keajukan, dangkal sudah keseberang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Telah diketahui isi dan maksud hati seseorang <o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
<br />
Ekor<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Dilepas tapi dipegang ekor<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Menyuruh atau melepas dengan setengah hati<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Habis minyak sepasu, ekor anjing tidak akan lurus<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Sukar akan memperbaiki orang jahat itu, karena bila ada kesempatan<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Pastilah ia akan berbuat kejahatan pula<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Emas<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Seperti emas yang baru disepuh <o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Perempuan yang sangat elok parasnya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Emas disangka loyang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Karena miskin dan melarat, dia sangka orang jahat, <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
padahal ia seseorang yang tinggi budi dan prikemanusiaannya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Hutang Emas boleh dibayar, hutang budi dibawa mati<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Budi yang baik itu akan diingat selama-lamanya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Emas berpeti, kerbau berkandang <o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Hendaknya harta benda kita hemat dan pelihara baik - baik<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Gading<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Tak ada gading yang tak retak<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Segala sesuatu tak ada yang sempurna pasti ada cacatnya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Baru dapat gading bertuah,terbuang tanduk kerbau mati<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang tidak mengindahkan yang lama, karena telah dapat yang baru<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Yang lebih indah<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Semahal – mahal gading, kalau patah tidak berguna<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Semulia-mulia orang, kalau ia berbuat kejahatan, <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
pasti tak akan berharga lagi dalam masyarakat<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Harimau<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Seperti Harimau menyembunyikan kukunya <o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang binasa karena ilmunya atau pangkatnya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Harimau mati meninggalkan belang,gajah mati meninggalkan gading,manusia <br />
mati meninggalkan nama<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang baik budi dan tingkah lakunya, walau ia sudah mati namanya tetap disebut orang <br />
juga<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Bagai Harimau beranak muda<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Sangat ganas kepada istrinya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Tak akan harimau makan anaknya<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Mustahil ayah akan membinasakan anaknya, walu ia berdosa besar sekalipun<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Ibu<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggala<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Kasih ibu tiada hingganya, tapi kasih anak terbatas, kadang-kadang tak ada sama sekali<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Ilmu<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Ilmu yang tidak dengan amal , seperti pohon kayu yang tidak berbuah<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Pengetahuan itu harus dipergunakan, supaya ada manfaatnya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Jerat<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Jerat tiada lupa akan pelanduk,tapi pelanduk lupa akan jerat<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Seseorang yang telah menipu atau berbuat jahat akan dapat pembalasan<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Kejahatan itu, karena ia kerap kali lupa akan kejahatan itu<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Jiwa<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Jiwa Bergantung diujung rambut<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Dalam keadaan yang berbahaya, jiwa terancam<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Hutang jiwa dibayar dengan jiwa<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Siapa yang berbuat jahat, jahat pula pembalasannya<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Kacang<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Hati panas lupalah kacang akan kulitnya<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Seseorang yang telah mendapat kesenangan dan berbahagiaan, lupa ia akan asalnya dan kepada <br />
sahabat kenalannya<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Kambing<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Seperti kambing dikuliti hidup – hidup<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Menderita kesakitan yang tak terhingga <o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
seperti kambing dengan harimau<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang sudah lemah melawan orang yang berkuasa <o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Seperti kambing harga 3 kupang <o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang kecil baru berkuasa biasanya membanggakan kekuasaanya<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Laki<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Bagai berlaki anak semang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Perempuan yang menggampangkan saja satu perkara dengan tidak mengindahkan suaminya <o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
bagai menanti laki pulang maling<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Seseorang yang merasa sangan khwatir, kalau – kalau segera akan terjadi<o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Sesuatu yang menyusahkan<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Langit<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Hendaklah kita menurut adat istiadat yang kita tempati<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Kelangit tak sampi, kebumi tak nyata<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Seseorang yang belum tamat pelajarannya sehingga menjadi canggung<o:p></o:p></span><b><span lang="IN">Kalau langit hendak menimpa bumi, bisakah ditahan dengan telunjuk <br />
<o:p></o:p></span></b><span lang="IN">Kaum lemah, tak mungkin dapat menghindari diri dari siksaan-siksaan <o:p></o:p></span><span lang="IN"> <br />
Orang yang berkuasa<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Mayang<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Seperti seludang menolak mayang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Perihal orang tua yang melepaskan anaknya yang telah dewasa<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Mandi<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Mati – mati mandi bair basah, mati berdawat biarlah hitam<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Janganlah kepalang tanggung, kerjakanlah sungguh – sungguh biar selesai<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Nasi<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Nasi telah menjadi bubur<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Kesalahan yang amat disesalkan karena tak dapat diperbaiki<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Biar nasi terbuang, asal jangan periuk pecah<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Seorang ibu yang sangat susah melahirkan anak biarlah anaknya mati asal ibunya tertolong<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Enak nasi Dikunyah-kunyah, Enak kata diperkatakan<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Sesuatunya baik diperbincangkan lebih dahulu <o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Ombak<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Payah – payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Setelah berapa lama ditimpa kemalangan akhirnya mendapat kesenangan juga<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Kasihan Ombak, maka mandi<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Menunggu belas kasihan orang<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Ombak menggamang mati jauh<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang yang ragu – ragu akan mengerjakan sesuatu yang telah dipikirkan, tentu tidak akan <br />
berhasil dan mendapat kerugian<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Paha<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Dicubit paha kanan, paha kiripun berasa sakit<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Jika salah seorang keluarga kita diganggu atau dianiaya orang, kita pun ikut merasakannya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Ada paha ada kaki, ada nyawa ada rejeki<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Tiap-tiap makhluk ada rejekinya masing - masing<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Paku<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Betapapun lurus paku, ujungnya berkelok juga<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Orang jahat itu walaupun perkataannya baik akan jahat juga maksudnya<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Rambut<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Sebagai menarik rambut dalam tepung, rambut jangan putus, tepung jangan bergerak<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Menyelesaikan sesuatu sangat sulit, meminta kesabaran dan kebijaksanaan yang tiada <br />
terhingga,supaya hasilnya menyenagkan kedua belah pihak<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Sembahyang<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Sembahyang mencari akal, rukuk mencari kira – kira<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Pura-pura berbuat baik, tetapi sesungguhnya ia jahat dan tiada senonoh kelakuannya<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Sepat<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
bodoh – bodoh sepat, tak makan pancing emas<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Sebodoh – bodh orang dapat juga membedakannya,yang baik atau buruk baginya<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><b><span lang="IN"> <br />
Tabuh<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Mulut tabuh dapat disumbat, mulut orang bagaiman menyumbatnya<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Jika sesuatu rahasia telah diketahui orang sebentar saja tersiar kemana kemana<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><b><span lang="IN"> <br />
Tajam<o:p></o:p></span></b><b><span lang="IN"> <br />
Yang tajam tumpul, yang bisa tawar<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Kata-kata yang lemah lembut itu dapat menawarkan hati yang panas dan mendamaikan orang – <br />
orang yang berselisih<o:p></o:p></span><b><span lang="IN"> <br />
Setajam – tajam parang , tajam juga mulut orang<o:p></o:p></span></b><span lang="IN"> <br />
Perkataan yang tajam itu lebih pedih rasanya daripada kena pisau belat <br />
<br />
<o:p></o:p></span> <div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></b></div><span lang="IN" style="font-family: "; font-size: 12;"></span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in;"><span lang="IN"><o:p> </o:p></span></div><br />
<br />
<iframe allowtransparency="true" class="blogger-iframe-colorize blogger-comment-from-post" frameborder="0" height="410" id="comment-editor" name="comment-editor" src="comment-iframe.g?blogID=1519878504058986124&postID=2379116443725388468&blogspotRpcToken=5889500#%7B%22color%22%3A%22rgb%2851%2C%2051%2C%2051%29%22%2C%22backgroundColor%22%3A%22rgb%28255%2C%20255%2C%20255%29%22%2C%22unvisitedLinkColor%22%3A%22rgb%28232%2C%2024%2C%20109%29%22%2C%22fontFamily%22%3A%22century%20gothic%2CTahoma%2CVerdana%22%7D" width="100%"></iframe>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3662521854711206331.post-29510305853909855392009-01-31T18:07:00.000-08:002009-01-31T18:17:50.129-08:00Gundah...<span style="font-family: lucida grande;"><span style="font-family: webdings;"><span style="font-family: courier new;">Hati ini gundah...<br />Ketika melihat senja akan tiba<br /><br />Hati ini gundah...<br />Ketika teringat semua salah<br /><br />Hati ini resah...<br />Akankah jiwa terbawa surga<br /><br />Hati ini bersyukur,<br />Hati ini bersujud,<br />Hati ini tersenyum mendengar senandung Asma_Mu<br /><br /><br /> Eka,010209<br /></span></span></span>Editorial Ekahttp://www.blogger.com/profile/12869430601149797122noreply@blogger.com0